
Dalam beberapa pekan terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus menunjukkan tren pelemahan. Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuabi. Ia menyatakan bahwa pelemahan ini dipengaruhi oleh keyakinan pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga tinggi dalam waktu yang lebih lama. “Dolar pulih dari kerugian pasca-Fed karena pasar semakin yakin bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama tahun ini, bahkan ketika mempertahankan proyeksi pemotongan 50 basis points (bps) pada tahun 2025,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Kondisi ini semakin diperparah dengan data klaim pengangguran Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan ketahanan di pasar tenaga kerja. Angka klaim pengangguran AS naik menjadi 223 ribu dari sebelumnya 221 ribu. Yang menjadi salah satu pertimbangan The Fed untuk tidak memotong suku bunga dalam waktu dekat. Ibrahim menambahkan, “Bank sentral tidak mengisyaratkan niat seperti itu selama pertemuannya baru-baru ini, menandai meningkatnya ketidakpastian atas ekonomi, tarif Trump, dan lintasan inflasi.”
Pada penutupan perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah melemah sebesar 17 poin atau 0,10 persen menjadi Rp16.502 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.485 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia juga melemah ke level Rp16.501 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.481 per dolar AS.
Pelemahan rupiah ini tentu membawa dampak signifikan bagi perekonomian Indonesia, terutama bagi impor dan utang luar negeri. Bagi investor, kondisi ini menuntut kewaspadaan lebih tinggi dalam mengambil keputusan investasi.
Pelemahan rupiah terhadap dolar AS adalah tantangan yang harus dihadapi oleh investor dan pelaku ekonomi Indonesia. Dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi pergerakan nilai tukar dan mengambil langkah-langkah strategis. Anda dapat meminimalkan risiko dan memanfaatkan peluang yang ada. Jangan lupa untuk selalu mengikuti perkembangan terbaru melalui Google News Publications agar tetap update dengan informasi terkini.
Dengan pengetahuan dan strategi yang tepat, Anda bisa menghadapi ketidakpastian pasar dengan lebih percaya diri. Selamat berinvestasi!