Masjid Agung Demak, Warisan Kejayaan Kesultanan Demak dan Walisongo

Salah satu masjid tertua di Indonesia adalah Masjid Agung Demak. Masjid ini dibangun pada masa Raden Fatah (pendiri Kesultanan Demak Bintoro), yang bergelar Sultan Raden Fattah Al Akbar Sayyidin Panotogomo bersama para wali di Jawa yang lebih dikenal dengan Walisongo. Dari condrosengkolo yang tergambar dengan simbol bulus bermakna Sirno Ilang kerthaning bumi bermakna 1401 tahun Saka.

Letak Masjid Agung Demak sangat strategis, yaitu di pusat kota Demak, tepatnya di sebelah barat alun-alun Kota Demak. Untuk peziarah maupun wisatawan dengan kendaraan besar (bus besar) diarahkan untuk parkir di terminal tembiring. Dari terminal tembiring ke Masjid Agung Demak disediakan alternatif kendaraan delman ataupun ojek motor. Sedangkan untuk yang menggunakan kendaraan kecil dapat langsung parkir di kawasan parkir Masjid Agung Demak.

Titik Lokasi Terminal Wisata Tembiring

Titik Lokasi Masjid Agung Demak

Arsitektur

Masjid Agung Demak memiliki ciri khas arsitektur jawa kuno. Atap masjid masih berbentuk limas dengan tiga tingkatan. Ketiga tingkatan itu bermakna Iman, Islam, dan Ihsan. Walaupun terkesan kuno dan klasik, tetapi justru itulah yang membuat Masjid Agung Demak terlihat berkarisma dan estetik. Arsitektur masjid semacam ini sekarang ini sudah sangat sulit ditemukan. Nuansa religi juga masih sangat terasa di kawasan kompleks Masjid Agung Demak.

Tambahan

Di Kompleks Masjid Agung Demak, selain terdapat Masjid Agung Demak juga terdapat museum Masjid Agung Demak yang menyimpan benda-benda bersejarah peninggalan kesultanan Demak Bintoro. Makam keluarga Sultan Fattah juga terdapat di sebelah barat laut Masjid Agung Demak.

Artikel Sejenis

sepi ing pamrih, rame ing gawe

Menu