Strategi Investasi di Tahun 2022

Strategi investasi sangat dibutuhkan untuk menentukan keberhasilan calon investor. Di tahun 2022 ini, di mana ekonomi di Indonesia dan dunia cenderung membaik apa saja instrumen investasi yang menjadi pilihan?

Sebelum kita membahas jauh tentang instrumen investasi yang paling worted di tahun 2022 ini. Sebaiknya kita pahami dulu macam-macam investasi menurut profil resikonya.

Jenis Investasi Menurut Resiko

Menurut resikonya akan kita bagi-bagi lagi menurut resiko yang paling rendah (very low) sampai dengan investasi dengan resiko tertinggi (very high).

Resiko Terendah

Beberapa instrumen investasi yang tergolong dalam instrumen investasi dengan resiko terendah adalah:

  1. Tabungan Bank
  2. Deposito
  3. RDPU (Reksadana Pasar Uang)

Resiko Rendah

Naik level dikit, resiko rendah untuk berinvestasi adalah sebagai berikut:

  1. Obligasi negara
  2. RDPT
  3. EBA Ritel
  4. Valuta Asing
  5. Emas

Resiko Sedang

Yang tergolong dalam investasi beresiko sedang adalah :

  1. P2P Landing
  2. Reksa Dana Saham
  3. Reksa Dana Campuran

Resiko Tinggi

Beberapa jenis investasi yang memiliki resiko tinggi diantaranya adalah:

  1. Saham Indonesia
  2. Saham Luar Negeri

Resiko Sangat Tinggi

Dibandingkan dengan saham, ternyata masih ada jenis investasi dengan profil resiko yang lebih tinggi lho. Jenis instrumen investasi dengan profil resiko yang lebih tinggi itu antara lain:

  1. Crypto
  2. NFT
  3. Properti
  4. Futures
  5. Option

Dari beberapa tipe investasi tersebut di atas, mana nih yang sudah anda ikuti. Tentunya pilihan resiko sesuai dengan jenis di atas juga hasil yang kemungkinan di dapat sebanding dengan resikonya.

Artinya, makin tinggi resiko yang diambil, maka kemungkinan cuan juga akan semakin besar. Begitu pula sebaliknya, bila memilih resiko rendah, maka kemungkinan cuannya juga kecil.

Kenapa pada jenis investasi di atas tidak ada Binary Option, Robot Trading mapun Copy Trade? Karena menurutku tiga jenis itu bukan termasuk investasi dan perlu dihindari.

Tren Ekonomi 2022

Seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi karena meredanya pandemi Covid-19 dan inflasi di banyak negara yang terlalu tinggi, bank central pada setiap negara kemungkinan melakukan beberapa langkah. Langkah yang diambil bank central adalah menaikkan suku bunga.

Instrumen Investasi dengan Tren Menurun

Korelasi dari kenaikan suku bunga, berakibat negatif pada instrumen saham. Sedangkan crypto semenjak banyaknya perusahaan besar ikut di dalamnya, menjadi turut terpengaruh seperti halnya instrumen saham.

Hal serupa juga mungkin akan terjadi pada instrumen investasi properti. Dengan kenaikan suku bunga, tentunya diikuti bunga angsuran pada properti. Nah, mungkin ini juga akan menyebabkan penurunan penjualan properti.

Kenaikan suku bunga juga akan berpengaruh pada RDPT dan Obligasi. Karena RDPT manager investasi akan menginvestasikan dana 80% ke obligasi. Dengan kenaikan suku bunga, obligasi kemungkinan akan turun.

Yang terakhir, reksa dana saham dan reksa dana campuran juga akan cenderung turun. Hal itu disebabkan karena saham dan obligasi yang cenderung turun.

Instrumen Investasi dengan Tren Naik

Di atas sudah kita prediksi bahwa crypto merupakan jenis investasi yang akan cenderung menurun. Nah, NFT biasanya adalah instrumen yang berlawanan dengan trennya crypto. Jadi, sepertinya NFT bakalan menjadi instrumen yang akan cenderung naik.

Dengan kenaikan suku bunga, maka kemungkinan juga akan diikuti dengan kenaikan EBA Ritel. Hal serupa juga mungkin akan berlaku pada P2P Landing.

Karena suku bunga naik, maka kemungkinan investor akan kembali lagi membeli Dollar Amerika. Nah, dengan banyaknya permintaan dollar, maka instrumen valas (valuta asing) US Dollar mungkin juga turut merangkak naik.

Intrumen Investasi Netral (Tidak Terlalu Terpengaruh)

Beberapa instrumen yang masih netral antara lain:

  1. Tabungan
  2. Emas
  3. Deposito
  4. Reksa Dana Pasar Uang

Kesimpulan

Semua yang sudah dipaparkan di atas adalah asumsi. Bukan hal yang pasti terjadi. Instrumen mana yang akan anda pilih tentunya harus mempertimbangkan dari berbagai faktor.

Pastikan pula ketika memilih instrumen investasi, terutama instrumen yang dibeli secara digital harus melalui penyedia yang sudah terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Jangan asal inves, bahkan asal nitip tergiur teman atau tetangga.

Calon investor harus mempelajari betul instrumen investasi yang akan dibeli. Mungkin instrumen yang lagi take down bisa jadi dipilih karena ada harapan ke depan ketika naik ikut terangkat naik.

Kalau ada saran dan masukan silahkan tulis pada komentar ya.

Artikel Sejenis

sepi ing pamrih, rame ing gawe

Menu